Minggu, 14 Desember 2008

Gambaran Singkat Kabupaten Tanah Laut


sekitar 3 tahunan yang lalu, tahun 2005an.., untuk mencari info detail tentang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan di internet mudah saja. sebab pada waktu itu Pemerintah Daerahnya punya situs resminya, yaitu http://www.tanah-laut.go.id/main/index.php   sayangnya sekitar 1 tahunan yang lalu alamat ini tdak bisa di akses lagi. entah kenapa, padahal saya sebagai mahasiswa Tanah Laut benar-benar memerlukan informasi dari daerah saya ini. untungnya waktu masih bisa diakses sempat menyimpan satu halamannya. waktu itu ada tugas tentang komuditi andalan daerah masing-masing, dan sebagi pendahuluan makalahnya, digunakan informasi tentang gambaran daerah masing-masing. dan.... inilah halaman yang masih bisa saya informasikan... siapa tahu ada yang mencari informasi tentang Tanah Laut, ya... saya minta maaf cuma segini aja. saya berharap situs resmi Kabupaten Tanah Laut bisa kembali di akses. and.... check this out...



GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN TANAH LAUT


Fisik dasar
Analisis mengenai fisik dasar Kabupaten Tanah Laut meliputi orientasi geografi, topografi dan ketinggian (elevasi) lahan, kelas kemiringan lahan (lereng), geologi. Jenis tanah, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, hidrologi (sumber daya air) dan curah hujan. 

A. Orientasi Geografi

Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu kabupaten yang terletak paling Selatan dari Propinsi Kalimantan Selatan, dengan ibukotanya adalah Pelaihari.
Kabupaten Tanah Laut secara geografis terletak antara 1140 30’ 20” sampai 1150 10’ 30” Bujur Timur dan 30 30’ 33” sampai 40 10’ 30” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 372.930 ha yang terbagi dalam 9 kecamatan dari 128 Desa dan 5 Kelurahan. Luas tersebut belum termasuk luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang 200 km. Jika luas daratan Kabupaten Tanah Laut ditambah dengan luas zona perairan lautnya maka luas total Kabupaten Tanah Laut menjadi 449.730 Ha atau 44.974 Km2.
Adapun batas administrasi dapat diuraikan sebagai berikut :
· Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar
· Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa
· Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru
· Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa


B. Topografi dan Ketinggian (Elevasi) Lahan

Ditinjau dari segi topografinya, Wilayah Kabupaten Tanah Laut didominasi oleh dataran rendah yang landai, yang membentang dari Barat ke Timur, mulai dari arah Selatan (Pantai Laut Jawa) kearah Utara (pedalaman), dan bergelombang hingga bergunung di daerah pedalaman yang berbatas dengan Kabupaten Banjar. Secara umum dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi atas 2 (dua) bagian besar, yaitu :
a. Bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga berombak. Bentangan daerah ini memanjang dari Timur ke Barat dengan lebih melebar di bagian Barat yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai, muara sungai dan Pantai Laut Jawa.
b. Bagian utara, merupakan daerah yang bergelombang, berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Banjar. Pada wilayah ini terdapat beberapa puncak, yaitu :
· Puncak Gunung Kemuning (750 m dpl)
· Puncak Gunung Batu Karo (621 m dpl)
· Puncak Gunung Batu Belerang (921 m dpl)
· Puncak Gunung Kematian (951 m dpl)
· Puncak Gunung Batu Mandi (901 m dpl)
· Puncak Gunung Sekupang (1.051 m dpl)
· Puncak Gunung Haur Bonak (744 m dpl)
· Puncak Gunung Aur Bunek (1.150 dpl)
· Puncak Gunung Condong (553 m dpl)

Ditinjau dari sudut ketinggian tempat (elevasi), wilayah Kabupaten Tanah Laut dibagi 6 (enam) kelas elevasi , yaitu kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100 meter, 100 - 500 meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter.
Kelas ketinggian (elevasi) lahan yang paling luas di Kabupaten Tanah Laut adalah kelas elevasi 0 - 7 meter dpl, yaitu mencapai 58.240 Ha (15.6 % dari luas daratan). Sedangkan kelas ketinggian yang paling kecil luasnya adalah kelas elevasi di atas 1.000 meter dpl, yaitu 13.661 Ha (3,7% dari luas daratan). Kelas elevasi ketinggian 0-7 meter dpl terdapat di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Tambang Ulang sedangkan kelas elevasi ketinggian di atas 500 meter terdapat di Kecamatan Kintap, Jorong, Pelaihari dan Bati-Bati.


C. Kemiringan Lahan (Lereng)

Kemiringan/kelerengan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan tanah terhadap erosi tanah, Semakin tinggi/terjal lerengnya maka tanah semakin peka terhadap erosi. Bila dilihat dari kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat dibedakan dalam 6 (enam) kelompok, yaitu sebagai berikut :
a. 0 – 3 %, sebagian besar tersebar di wilayah Timur membentang dari bagian Barat hingga Timur,  mulai dari Selatan (pantai) ke Utara (pedalaman) dengan luas 250.460 Ha (67,16 % dari luas total .... ... daratan)
b. 3 – 8 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas 44.830 Ha (12,02 % dari luas total daratan).
c. 8 – 15 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas 31.600 Ha (8,47 % dari luas total daratan)
d. 15 – 25 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas 21.805 Ha (5,85 % dari luas total daratan)
e. 25 – 40 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah dan Utara, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas 10.690 Ha (2,87 % dari luas total daratan)
f. > 40 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah dan Utara, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas 13.545 Ha (3,63 % dari luas total daratan)

Terlihat bahwa wilayah Kabupaten Tanah Laut didominasi oleh kelas lereng 0 – 3% yaitu sebesar 77,80% dari luas total wilayah daratan. Kelas lereng tersebut selain potensial untuk tanaman pangan lahan basah (padi sawah) berpotensi juga untuk perikanan tambak bagi wilayah yang ada di sepanjang pantai.


D. Geologi

Berdasarkan tinjauan terhadap peta geologi Propinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten Tanah Laut berumur antara mesozoik, tersier dan kuarter.
Secara fisiografis Kabupaten Tanah Laut terletak di bagian ujung Barat Daya Pegunungan Meratus dan di bagian Selatan Cekungan Barito dan Anak Cekungan Asam-Asam. Pegunungan Meratus terutama ditempati oleh batuan pra tersier, sedangkan Cekungan Barito da Anak Cekungan Asam-Asam ditempati oleh batuan sediment tersier.
Morfologi wilayah di Kabupaten Tanah Laut dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi yaitu Satuan Morfologi Dataran, dataran bergelombang, perbukitan dan pegunungan.
Satuan Morfologi Dataran menempati bagian ujung Selatan dan ujung Barat. Ketinggian berkisar antara 0 – 10 m dpl. Satuan ini berupa endapan alluvium rawa dan pantai yang tersusun dari batuan sediment kwarter. Satuan Morfologi Dataran Bergelombang menempati bagian Barat dan Selatan, yaitu sekitar jalur jalan raya Bati-bati – Pelaihari – Asam-asam; Pelaihari – Batakan dan Pelaihari – Takisung. Ketinggian berkisar antara 10 – 50 m dpl. Satuan ini tersusun oleh batuan sediment kwarter dan tersier. Satuan Morfologi Perbukitan menempati bagian tengah merupakan kaki dari Pegunungan Meratus. KEtinggian berkisar antara 50 – 250 m dpl. Satuan ini tersusun oleh batuan metamorf dn sediment serta sebagian kecil batuan beku. Satuan Morfologi Pegunungan menempati bagian Utara, dicirikan oleh lereng yang terjal dengan ketinggian puncak lebih dari 250 m dpl. Beberapa puncaknya seperti Gunung Kematian (951 m dpl), Gunung Batu Belerang (921 m dpl), Gunung Batu Karo (621 m dpl).


E. Jenis Tanah

Jenis Tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah jenis tanah podsolik, latosol, alluvial dan gleisol.
Yang mendominasi wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah jenis tanah Alluvial, Podsolik dan Laotosol. Sedangkan jenis tanah Gleisol hanya sebagian kecil saja, dan tersebar di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Kurau, Bati-Bati, Takisung, Tambang Ulang, Pelaihari dan Panyipatan.
Jenis tanal latosol memiliki solum tanah tebal sampai sangat tebal, kandungan bahan organic 3 – 9 %, pH tanah antara 4,5 – 6,5 yaitu dari masam sampai agak masam, struktur tanahnya lemah dan konsistennya gembur. Secara keseluruhan tanah ini mempunyai sifat fisika dan sifat kimia yang baik, sehingga produktivitas lahannya sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 108.780 Ha (29,17 % dari luas daratan seluruhnya).
Jenis tanah Alluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan, kandungan bahan organiknya rendah, reaksi tanahnya masam sampai netral, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab, kandungan unsure haranya relative kaya dan banyak tergantung pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi, menempati areal seluas 120.290 Ha (32,26 % dari luas lautan).
Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang paling tebal yaitu 90 – 180 cm, tekstur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur di bagian atas dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %, kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai sangan masam yaitu 4 – 5,5. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia kurang baik, sifat fisika tidak mantap karena sifat agregratnya kurang baik, sehingga mudah terkena erosi. Produktivitasnya adalah rendah sampai sedang, menempati areal satuan 123.010 Ha (32,98 % dari luas total daratan)


F. Tekstrur Tanah 

Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu tekstur halus (lempung berliat hingga liat), tekstur sedang (lempung sampai lempung liat berdebu) dan tekstur kasar (lempung berpasir sampai berkerikil). Tekstur tanah akan berpengaruh terhadap kesuburan fisik tanah, kemampuan menyerap dan menyimpan air dan kepekaan terhadap erosi 

Sifat tanah yang bertekstur halus baik untuk budidaya maupun non budidaya. Pada tanah yang bertekstur halus semua tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap erosi. Sedangkan pada tanah yang bertekstur sedang tanaman masih dapat tumbeuh dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah erosi, karena bertekstur sedang lebih peka terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar memerlukan air sangat tinggi, sehingga daya simpan airnya sangat rendah, akibatnya kurang cocok untuk tanaman pangan lahan kering. 

Pada umumnya tanah di Kabupaten Tanah Laut ini bertekstur sedang yang meliputi jenis tanah alluvial, latosol dan podsolik yaitu 297,285 Ha (79,91 % dari luas total daratan), tanah bertekstur halus meliputi jenis tanah gleisol dan podsonik seluas 46.750 Ha (12.54 % dari luas total daratan) dan tanah yang bertekstur kasar meliputi jenis tanah alluvial seluas 28.915 Ha (7.75 % dari luas total daratan). 

Dengan demikian, di Kabupaten Tanah laut sedikitnya terdapat 28.915 Ha (7.75 % dari luas total daratan) mempunyai kendala dalam pengembangan kawasan budidaya dengan faktor pembatas tekstur tanah yang kasar. 


G. Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut di klasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas kedalaman efektif tanah yaitu dalam (lebih dari 90 cm) sedang (80 – 90 cm), dangkal (30 – 60 cm) dan sangat dangkal (kurang dari 30 cm). 

Kedalaman efektif tanah akan berpengaruh terhadap wilayah perakaran tanaman, jenis tanaman/tumbuhan dan tegakan tanaman.. 


H. Hidrologi / Sumber Daya Air 

Di Kabupaten Tanah Laut keadaan hidrologi atau sumber daya air dapat dikelompokkan atas 2 (dua) bagian, yaitu : 

a. Sungai atau Danau 

Keadaan hidrologi sungai dan danau sebagai sumber daya air permukaan di Kabupaten Tanah Laut atas sungai-sungai besar dan kecil yang bermuara di Laut Jawa. Sungai-sungai besar antara lain Sungai Maluka (640 Km2), Sungai Tabanio (770 Km2), Sungai Sabulur (190 Km2), Sungai Sawarangan (580 Km2). Fungsi-fungsi sungai tersebut adalah untuk sumber air minum, pengairan, usaha perikanan dan sebagai sarana transportasi antara daerah/daerah timur dengan daerah-daerah Barat di abupaten Tanah Laut. 

Adapun danau-danau (rawa) yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut yaitu Rawa Benua Raya (6.600 Ha), Rawa Panjaratan (2.500 Ha) dan Rawa Sanipah (5.600 Ha). Pada musiman hujan terdapat wilayah yang terkena banjir, baik terus menerus tergenang maupun tergenang secara periodic. Wilayah yang selalu tergenang adalah daerah Benua Raya dan Panjaratan. 


b. Air Tanah 

Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tingg wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan sebagainya. Wilayah Kabupaten Tanah Laut tersusun dari batuan induk yang bervariasi dan terletak paa ketinggian 0 – 1000 m dpl. Oleh sebab itu kedalaman air tanahnya kan bervariasi , dari dangkal (daerah pantai hingga perbukitan dan pegunungan). 

c. Curah Hujan 

Curah hujan sebagai fakor fisik bersifat dinamis karena di pengaruhi oleh waktu. Curah hujan dimasukkan sebagai faktor fisik karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi, adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Dengan pengaruh kedua faktor fisik tersebut sekaligus akan mempengaruhi tindakan budidaya baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi yang akn dibudidayakan dalam bidang pertanian. 

Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis bash karena tidak terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun denga bulan-bulan relative basah antara Bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relative kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil penelitian antara 1915 – 1941, curah hujan bagian Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 150 hari/tahun dan di bagian Barat sampai dengan perbatasan kabupaten. Curah hujan berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayh Timur berkisar antara 2.000 – 2.500 mm.tahun. 

Berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan dan perhitungan evapotranspilasi bulanan, maka Kabupaten Tanah laut setiap bulannya tidak mengalami kekurangan air. Tanaman tahunan tidak memerlukan adanya air irigasi pada bulan-bulan yang water balance-nya kurang dari 100 mm akan mengalami kekurangan air. 


 

Sosial Ekonomi dan Budaya 

Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 secara signifikan berdampak negative terhadap kineja ekonomi Kabupaten Tanah Laut. Hal ini ditunjukkan terjadinya konstraksi ekonomi pada tahun 1998 yang tumbuh minus 10,74 dan tahun 1999 tumbuh sebesar 0,69. Namun demikian pada tahun 2000 terjadi peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan yakni sebesar 7,97%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,56% hingga tahun 2002. 


Sarana dan Prasarana 

Kabupaten Tanah Laut adalah wilayah yang dilalui Jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan dengan Kabupaten Kotabaru dan Propinsi Kalimantan Timur. Juga dihubungkan dengan wilayah barat dengan Kabupaten Banjar. Terminal Darat yang tersedia antara lain adalah terminal di kota Pelaihari dan hampir semua kecamatan memiliki terminal darat. Sarana angkutan sungai yang tersedia berupa demaga dan ada disetiap sungai yang relative besar. Beberapa pelabuhan yang tersedia dikawasan ini adalah beberapa pelabuhan rakyat dan pelabuhan Batubara dan relative dekat dengan pelabuhan Trisakti di Banjarmasin. Bandara Syamsudin Noor dapat dipergunakan oleh masyarakat dan perusahaan karena jaraknya relative dekat. Fasilitas dan utilitas yang ada berupa jaringan telepon local, interlokal, energi listrik dan air bersih. 


Kelembagaan 

Dengan pemberlakuan Undang-Undang tentang Otonomi Daerah, hal ini merupakan potensi bagi kabupaten maupun kotamadya menyelenggarakan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. 

Kabupaten Tanah Laut sendiri telah melakukan otonomi daerah sejak tahun 1995 dimana Kabupaten ini merupakan Kabupaten Percontohan untuk otonomi daerah di Kalimantan Selatan dengan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 105 Tahun 1994 Tentang Pelaksanaan Proyek percontohan Otonomi Daerah Pada Daerah Tingkta II. Waktu itu terbentuk 21 Dinas Daerah. 

Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata, dinamis dan bertanggungjawab sehingga masyarakatpun akan merasakan pelayanan yang diberikan lebih cepat, mudah dan dekat berbagai langkah yang dilaksanakan terutama yang menyangkut kemampuan personil, pembiayaan dan prasarana yang tersedia; saat ini Kabupaten Tanah Laut membentuk Dinas/ Badan/ Kantor/ Perusda sesuai dengan Peraturan Daerah seperti tersebut di bawah ini :
SOTK Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Laut (Perda No.01 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Sekretariat DPRD Kabupaten Tanah Laut (Perda No.02 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Bappeda Kabupaten Tanah Laut (Perda No.03 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Badan Kepegawaian Kabupaten Tanah Laut (Perda No.04 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Badan Pengawasan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.05 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Tanah Laut (Perda No.06 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Badan Pemberdayaan Keluarga Dan KB Kabupaten Tanah Laut (Perda No.07 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas PMD Dan Kessos Kabupaten Tanah Laut (Perda No.08 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dispenda Kabupaten Tanah Laut (Perda No.09 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.10 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Pertambangan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.11 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Perhubungan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.12 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.13 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.14 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.15 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.16 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.17 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Laut (Perda No.18 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Perkebunan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.19 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Pemukiman Dan Prasarana Daerah Kabupaten Tanah Laut (Perda No.20 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Koperindag Dan Penanaman Modal Kabupaten Tanah Laut (Perda No.21 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.22 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tanah Laut (Perda No.23 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Tanah Laut (Perda No.24 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Kantor Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Tanah Laut (Perda No.25 Tanggal 03 Januari 2004) 
SOTK Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tanah Laut (Perda No.26 Tanggal 03 Januari 2004) 
Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap Kabupaten Tanah Laut (Keputusan Bupati No.372 Tahun 2003). 


KONDISI DAN POTENSI 

A. KONDISI UMUM DAERAH 

Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.729,30 Km persegi atau 372.930 Ha, terletak di antara 1140 30' 20” Bujur Timur dan 1150 20' 00” Bujur Timur serta 30 30' 33” dan 40 10' 30” Lintang Selatan. Kabupaten Tanah Laut di sebelah utara berbatasan dengan Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar, sebelah timur dengan Kabupaten Kotabaru serta sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Laut Jawa. 


Secara administratif Kabupaten Tanah Laut sejak tahun 1997 terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, yaitu Kecamatan Bati-Bati 18.050 Ha, Kecamatan Kurau 23.410 Ha, Kecamatan Tambang Ulang 21.460 Ha, Kecamatan Pelaihari 47.410 Ha, Kecamatan Panyipatan 35.240 Ha, Kecamatan Takisung 29.100 Ha, Kecamatan Batu Ampar 39.700 Ha. Kecamatan Jorong 85.730 Ha, dan Kecamatan Kintap 72.830 Ha. 

Dilihat dari tipologi wilayah, sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Laut merupakan dataran tinggi dan bergunung gunung yang terdapat dibagian utara dan timur yang meliputi wilayah Kecamatan Jorong, Bati Bati, Pelaihari, Batu Ampar, Kintap dan Tambang Ulang. Sementara di bagian selatan dan barat yang meliputi Kecamatan Panyipatan, Takisung dan Kurau merupakan dataran rendah, pantai dan rawa rawa. Kawasan pesisir pantai sepanjang kurang lebih 200 Km merupakan kawasan pasang surut dengan biota pantai berupa hutan kayu api api dan hutan bakau. 


B. KONDISI PEMBANGUNAN DAERAH. 

1. Bidang Ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut periode 1994-1996 berdasarkan harga konstan 1993 cukup tinggi yaitu 9,15 % tahun 1994, 7,56 % tahun 1995 dan 9,17 tahun 1996 yang berarti telah melampaui target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8,90 %. Sementara pada periode 1997-2000 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan cukup berarti sebagai akibat terjadinya krisis ekonomi nasional. Pada tahun 1997 perekonomian Tanah laut tumbuh sebesar 0,56 %, tahun 1998 tumbuh minus 10,74 %, tahun 1999 tumbuh sebesar 0,69 % dan tahun 2000 angka sementara menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,61 %. Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB cenderung mengalami penurunan. Jika pada tahun 1994 sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 44,91 % tahun 1995 sebesar 43,85 % dan tahun 1996 sebesar 41,53 % maka pada tahun 1997 sebesar 42,22 %, tahun 1998 sebesar 50,45 % , tahun 1999 sebesar 43,22 % dan tahun 2000 sebesar 34,94 %. 

Terjadinya peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 1998 karena tahun tersebut merupakan tahun puncak terjadinya krisis politik, moneter dan ekonomi sehingga sektor sektor lain mengalami goncangan yang sangat hebat bahkan mengalami pertumbuhan negatif, dan hanya sektor pertanian yang mampu bertahan karena tidak semua biaya input produksi bukan dari barang barang impor. Akibat terjadinya penurunan yang cukup drastis dari sektor sektor lain tersebut tentunya secara otomatis akan menaikkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB. Sementara sektor Industri pengolahan pertumbuhannya relatif stabil. 

Pada tahun 1994 sektor industri tumbuh sebesar 16,50 %, tahun 1995 sebesar 18,70 %, tahun 1996 sebesar 21,37 % maka pada masa krisis tetap memberikan kontribusi yang stabil pula yakni pada tahun 1997 sebesar 20,58 %, tahun 1998 sebesar 16,33 %, tahun 1999 sebesar 17,37 % dan tahun 2000 sebesar 22,67 %. Sementara sektor lain yang merupakan penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Tanah Laut adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel. 

Pada tahun 1994 sektor ini menyumbang PDRB sebesar 18,31 %, tahun 1995 sebesar 18,14 % dan tahun 1996 sebesar 19,37 %. Kemudia saat terjadi krisis pada tahun 1997 sektor ini ternyata tetap dominan sebagai salah satu penyumbang terbesar PDRB Tanah Laut. Pada tahun 1997 sektor ini menyumbang PDRB sebesar 19,28 %, tahun 1998 sebesar 21,56 % , tahun 1999 sebesar 27,52 % dan pada tahun 2000 sebesar 22,84 %. 

PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993 meningkat dari 312.709.851 pada tahun 1993 menjadi 399.520.710 pada tahun 1996 atau mengalami pertumbuhan rata rata sebesar 27,76 % pertahun pada periode tersebut. Sementara sejak krisis ekonomi pada tahun 1997 PDRB tanah laut sebesar 401.742.262. menurun menjadi 381.513.918 pada tahun 2000 atau mengalami penurunan sebesar 5,04 % per tahun. 

Bahkan pada tahun 1998 PDRB Tanah laut turun menjadi 358.592.131 atau turun sebesar 10,74 %. Sementara PDRB perkapita atas dasar harga konstan tahun 1993 meningkat dari Rp 1.548.781 menjadi Rp 1.763.888 pada tahun 1996 dengan pertumbuhan rata rata sebesar 13,89 % per tahun dalam periode tersebut. Sementara sejak tahun 1997 mengalami penurunan dari Rp 1.718.316 menjadi Rp 1.544.184 pada tahun 2000 atau turun sebesar 10,13 %. 

Sementara itu perkembangan sektor perbankan di Kabupaten Tanah Laut posisi tabungan pada akhir tahun 1997/1998 sebesar Rp 21.554.000.000 , tahun 1998/1999 pada triwulan IV sebesar Rp 20.413.000.000 dan bulan Juni 1999 sebesar Rp 21.785.000.000. Sedangkan kredit perbankan rupiah dan valuta asing pada tahun 1997/1998 sebesar Rp 36.400.000.000, tahun 1998/1999 sebesar 
Rp 44.985.000.000 dan bulan juni 1999 sebesar 
Rp 54.762.000.000. Posisi Kredit usaha kecil di Kabupaten Tanah laut pada tahun 1997/1998 sebesar 31.626 juta rupiah, tahun 1998/1999 sebesar 40.188 juta rupiah dan bulan juni 1999 sebesar 49.706 juta rupiah. Semakin meningkatnya posisi tabungan dan jumlah kredit yang diluncurkan menunjukkan bahwa kondisi perekonomian masyarakat Tanah Laut cenderung membaik. Oleh karenanya diperlukan adanya political will yang tepat dan efektif untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah. 

2. Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan Kebudayaan 

Kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tanah Laut pada periode 1994-1997 telah menunjukkan perkembangan yang sangat fantastis yakni rata-rata 13,89 % per tahun. Namun demikian sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 telah membuat perekonomian Tanah Laut mengalami penurunan yang cukup drastis yakni rata-rata 10,13 % per tahun. Kondisi demikian berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tanah Laut. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah KK miskin di Kabupaten Tanah Laut yakni pada tahun 1998 sebanyak 14.628 KK (27,34%) dari 53,506 KK, tahun 1999 sebanyak 14.381 KK (25,94%) dari 55.441 KK dan tahun 2000 sebanyak 15.198 KK (26,83%) dari 56.651 KK. 

Dari sisi kesehatan masyarakat, semenjak krisis ekonomi terjadi mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Munculnya kasus gizi buruk pada balita baik dalam kriteria BGM hingga marasmus dan kwarsiorkor, munculnya aneka penyakit menular, menurunnya sanitasi lingkungan dan sebagainya merupakan sisi buruk dari penurunan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Tanah Laut. 

Sementara dari sisi pendidikan, kondisi guru di Kabupaten Tanah laut masih memerlukan perhatian karena dalam kenyataannya masih cukup banyak guru yang belum memenuhi persyaratan mengajar baik dilihat dari tingkat pendidikan maupun spesialisasi. Peningkatan profesionalisme guru tidak sebanding dengan tuntutan parubahan dan kemajuan dibidang pendidikan. Demikian pula dengan NEM siswa rata rata masih di bawah enam (6) khususnya di bidang studi MIPA. Untuk tingkat SD rata rata NEM tahun 2000 sebesar 5,46, MI sebesar 4,63, SMP sebesar 5,32 dan Madrasah Tsanawiah sebesar 5,19. Dari angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni sebagai indikator pemerataan pendidikan maka APK untuk tingkat SD/MI sebesar 106,91, SLTP/MTs 58,19, SLTA/MA 27,19. Sementara APM untuk tingkat SD/MI 90,35, SLTP/MTs 47,83, SLTA/MA 21,40 dan Perguruan Tinggi 0,89. Sementara untuk penuntasan wajib belajar 9 tahun masih memerlukan perhatian yang lebih intens lagi. 

Sementara pengembangan kebudayaan daerah, khususnya pengembangan Bahasa Banjar masih terbatas pada fungsi komunikasi lisan, belum ada kamus atau buku panduan yang mampu dijadikan acuan dalam komunikasi formal. Sastra Banjar belum terdokumentasi secara formal dan akurat. Demikian pula dengan sejarah Kabupaten Tanah Laut dengan semangat heroiknya seperti Dalas Hangit Manyarah Kahada, Tuntung Pandang dan sebagainya, ataupun kisah kepahlawanan Tanah Laut seperti Demang Leman, H.Boejasin, Noorsehat, H. Ahmad Nawawi dan lain lain juga belum terdokumentasi dengan baik untuk kepentingan pengajaran baik formal maupun non formal. Demikian pula dengan legenda-legenda yang terjadi di Kabupaten Tanah Laut juga belum terdokumentasi. 

Kehidupan masyarakat Tanah Laut yang notabene banyak diwarnai adat istiadat dan perilaku normatif orang banjar lebih menonjol warna ajaran agama Islam, dibanding adat istiadat penduduk asli Kabupaten Tanah Laut. Nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Tanah Laut memang tumbuh dan berkembang dengan baik mengingat nilai-nilai seni dan budaya yang ada dimasyarakat dan merupakan peninggalan sejarah di bumi Tuntung Pandang mampu dilestarikan, namun masih banyak lagi budaya budaya lokal yang belum digali dan dikembangkan lebih impresif. 

Demikian pula dengan konsep gender dalam kebijakan pemberdayaan perempuan di perbagai bidang dan kesempatan belum mendapatkan porsi dan perhatian yang seimbang dengan kaum laki laki. Perempuan masih dipandang sebagai figure yang lemah dengan segala predikat yang kurang menguntungkan. Sementara di sisi lain peranan generasi muda sebagai salah satu pilar pembangunan daerah belum menunjukkan jati dirinya secara optimal. Hal ini terjadi sebagai akibat kurangnya bimbingan, arahan dan penanganan serta pemberdayaan-nya . 

Salah satu faktor penting dalam pembangunan bidang kesejahteraan masyarakat adalah pembangunan kesehatan jiwa masyarakat. Selama ini pembangunan kesehatan jiwa masyarakat kurang mendapat perhatian yang serius. Akibatnya masalah psikososial yang ditandai dengan meningkatnya penyalahgunaan narkotika, aneka minuman keras, dan zat adiktif lainnya serta pergaulan bebas dalam kehidupan remaja semakin merajalela. Oleh karenanya kebutuhan akan adanya upaya pembangunan kesehatan jiwa masyarakat semakin penting. Pembangunan kesehatan jiwa masyarakat tidak hanya diserahkan kepada alim ulama, tokoh masyarakat, maupun organisasi sosial namun harus ditangani secara lintas sektoral dan multi dimensional. 


3. Bidang Agama. 

Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanah Laut menganut agama Islam serta memiliki apresiasi yang tinggi terhadap agamanya. Hal ini terbukti dengan begitu banyaknya dibangun fasilitas peribadatan seperti masjid dan surau, lembaga lembaga pendidikan yang bercorak Islami, tumbuh dan berkembangnya majelis majelis taklim, serta jumlah jamaah haji yang dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Sungguhpun demikian apresiasi yang tinggi tersebut nampaknya belum menyentuh substansi ajaran agama yang hakiki. Pendidikan agama disekolah sekolah umum negeri dan swasta, belum sepenuhnya mampu membentuk SDM yang akhlakul karimah. 

4. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 

Kemampuan dalam penguasaan dan pemanfaatan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami peningkatan, walaupun masih dalam tatanan pendayagunaan prinsip prinsip alih teknologi. Masyarakat dan aparat pemerintah masih dalam proses menuju berbudaya iptek, karena sumberdaya manusia yang berkualitas di bidang iptek masih sangat sedikit serta kurang efektifnya sarana dan prasarana penelitian untuk pengembangan iptek. Disamping itu masih minimnya pemahaman tentang arti pentingnya penelitian dalam pengembangan iptek juga merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan iptek di Kabupaten Tanah laut ini. Padahal berkembangnya iptek telah memungkinkan pengembangan sistem informasi dan statistik yang andal, efektif dan efisien. 

5. Bidang Hukum dan Ketertiban Masyarakat. 

Sarana dan prasarana hukum, aturan-aturan sebagai instrumen hukum serta kesadaran hukum masyarakat dan aparat pelaksana masih belum memadai sebagai kondisi ideal untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Belum adanya kepastian hukum dan keadilan serta rendahnya integritas moral aparatur pemerintah, khususnya aparat penegak hukum mengakibatkan supremasi hukum belum dapat diwujudkan. 

Diskriminasi penegakan hukum masih sering terjadi dalam upaya masyarakat mencari keadilan. Masih terjadinya praktek kolusi dan nepotisme serta praktek praktek tercela lainnya merupakan suatu indikasi bahwa upaya penegakan hukum dan meletakkan supremasi hukum memerlukan kesungguhan dan kerja keras semua pihak. 

Sementara pembangunan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat telah menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan kendatipun disana sini masih terdapat kelemahan kelemahan. Terwujudnya keamanan dan ketertiban di Kabupaten Tanah Laut selama ini merupakan indikasi bahwa pembangunan keamanan dan ketertiban telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Sekalipun terjadi beberapa gesekan dan friksi di tengah kehidupan masyarakat namun semua itu berhasil diatasi dengan pendekatan kekeluargaan, dan sama sekali belum diperlukan pendekatan keamanan. 

6. Bidang Politik, Aparatur Pemerintah, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa. 

Gerakan reformasi telah mendorong secara selektif terjadinya kemajuan di bidang politik dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha penegakan kedaulatan rakyat, peningkatan peran serta masyarakat yang disertai pengurangan dominasi peran pemerintah dalam kehidupan berpolitik merupakan kemajuan yang cukup berarti dalam kahidupan berpolitik. Kondisi tersebut memiliki implikasi terhadap sikap kritis masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, kenegaraan dan pembangunan. 

Semangat euforia politik yang berlebihan saat ini secara sadar maupun tidak telah berdampak pada munculnya benih benih disintegrasi bangsa. Oleh karena itu kesadaran politik masyarakat yang tinggi diperlukan adanya manajemen politik yang tepat, sehingga antusiasme politik tersebut benar benar berada dalam koridor demokratisasi. 

Di sinilah peran organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan untuk menciptakan iklim yang sehat sehingga demokratisasi yang kita ingin benar benar bergerak pada jalur yang benar sesuai dengan peraturan perundangan yang telah ditetapkan. 

Pembangunan di bidang informasi, komunikasi dan media massa sekarang ini menunjukkan adanya kemajuan yang cukup menggembirakan, seiring dengan bergulirnya era reformasi sekarang ini. Selama ini arus informasi dan komunikasi telah berjalan cukup baik di kalangan masyarakat, meskipun masih terjadi “jurang informasi”, yang mengikuti kelas sosial ekonomi terutama untuk media cetak. Sementara itu untuk media televisi karena ruang informasinya terbatas, maka “jurang informasi” tidak terlalu dalam. 

Begitu pula dalam penerapan informasi dan komunikasi juga terjadi kemajuan. Dalam prakarsa informasi sekarang ini, bukan hanya bersumber dari atas “top down” tetapi juga lebih memperhatikan informasi komunikasi yang bersumber dari bawah “bottom up communication” sehingga terjadi proses informasi komunikasi secara timbal balik dan seimbang antara masyarakat, lembaga-lembaga perwakilan dan pemerintah. 

Demikian juga kemajuan di bidang media massa sekarang ini, yaitu dapat dilihat dari munculnya berbagai media massa di berbagai daerah, baik elektronik maupun cetak. Kehadiran sejumlah media massa ini hendaknya patut disyukuri dan dicermati dengan baik, sebagai aset bangsa yang berfungsi bukan hanya sebagai alat sosial kontrol, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kualitas sumberdaya manusia. 

Karena itu keberadaan sejumlah media massa ini perlu ditumbuhkembangkan secara lebih profesional dan mandiri, sehingga pers yang bebas dan bertanggungjawab dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

7. Pengembangan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan. 

Pada awal Repelita VI (1993/1994) Kabupaten Tanah laut terdiri dari 7 kecamatan, 4 perwakilan kecamatan, 120 desa dan 5 kelurahan. Pada tahun 1997/1998 dikembangkan menjadi 9 Kecamatan, 2 Perwakilan Kecamatan, 129 desa dan 5 Kelurahan. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, 2 perwakilan kecamatan dihapuskan. 

Kota Pelaihari sebagai ibukota Kabupaten Tanah Laut tetap diskenariokan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah dengan basis pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran, pariwisata, jasa, pertanian dan komunikasi. Dalam rangka akselerasi penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Tanah Laut dibagi ke dalam 3 wilayah pembangunan. 

Wilayah Pembangunan I yang meliputi Kecamatan Pelaihari, Panyipatan dan Takisung diskenariokan sebagai pusat pengembangan perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Kawasan ini dijadikan sebagai sentra pengembangan sektor jasa, komunikasi dan transportasi, perdagangan, pertanian dan pariwisata. 

Wilayah Pembangunan II meliputi Kecamatan Bati Bati, Tambang Ulang dan Kurau diskenariokan sebagai pusat pengembangan Industri, baik Industri kecil, sedang, menengah, rumah tangga, maupun besar dengan basis pertanian. Kawasan ini diharapkan mampu menjadi generator pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut wilayah barat. 

Wilayah Pembangunan III meliputi Kecamatan Kintap, Jorong dan Batu Ampar diskenariokan sebagai kawasan pengembangan Industri dengan basis pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan pertambangan. Kawasan ini diharapkan mampu tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan kawasan Kapet Batulicin, dan menjadi generator pertumbuhan ekonomi Tanah Laut wilayah timur. 

Dalam rangka optimalisasi pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah pengembangan tersebut maka dioptimalkan kawasan kawasan strategis diantaranya kawasan pertumbuhan cepat jorong- asam asam, kawasan obyek wisata, kawasan koridor Bati Bati – Pelaihari, Kawasan Industri Liang Anggang, serta kawasan pesisir pantai dan wilayah laut maupun kawasan kawasan sentra produksi lainnya. 


C. POTENSI SUMBERDAYA ALAM. 

1. Sumberdaya Lahan. 

Luas lahan di Kabupaten Tanah Laut berjumlah 372.930 Ha terdiri dari pemukiman/kampung 4.157 Ha (1,11%), persawahan 40,786 Ha (10,94%), tegalan 10.326 Ha (2,77%), Kebun Campuran 26.246 Ha (7,04%) perkebunan 45.424 Ha (12,18%), Alang – alang/semak 80.252 Ha (21,52%), hutan sejenis 39.890 Ha (10,70%), hutan belukar 53.415 Ha (14,32%), Hutan Lebat 65.064 Ha (17,45%), rawa/danau 5.020 Ha (1,35%), tambak 510 Ha (0,14%) land clearing 350 Ha (0,09%) dan lain lain 1.490 Ha (0,40%). 

2. Sumberdaya Hutan. 

Areal hutan yang ada di Kabupaten Tanah Laut terdiri dari hutan konversi 29.744 Ha, hutan produksi terbatas 8.750 Ha, hutan lindung 9.375 Ha, hutan produksi tetap 65.913 Ha, taman wisata alam 1.500 Ha, suaka margasatwa 6.000 Ha. Luasnya sumberdaya hutan ini merupakan habitat bagi flora dan fauna dengan keanekaragaman yang cukup tinggi. 

3. Sumberdaya Mineral. 

Sumberdaya mineral yang dimiliki diantaranya sudah ada yang dieksploitasi, sedangkan sebagian besar lainnya masih merupakan bahan tambang yang potensial yang dapat digunakan sebagai bahan baku energi atau bahan baku industri sumber daya mineral baik yang ada di Kabupaten Tanah Laut maupun diluar daerah. 

Sumberdaya mineral yang kita miliki terdiri dari 2 jenis yaitu bahan galian industri/galian C dan bahan galian strategis dan vital. Bahan galian Industri/galian C yang kita miliki adalah pasir kuarsa 20,4 juta m3, batugamping 102 juta m3, lempung 117,6 m3, marmer 7,3 juta m3, granit 5 juta m3, oker 3,9 juta m3, andesit 13.420 juta m3, peridotit 944 juta m3, basalt 1.600 juta m3, diorit 541 juta m3. Sementara bahan galian strategis dan vital yang kita miliki adalah batubara tersebar pada areal seluas 314.401.381 m2, bijih besi 3,59 juta ton, emas tersebar pada areal seluas 8.290 Ha, platina 740 Ha, mangan, gabro dan lain lain.

Rabu, 10 Desember 2008

Opera mini: sensasi browsing lewat ponsel


Awalnya saya kurang ngeh internetan lewat ponsel, alasannya kurang puas aja. lagi pula bila membuka halaman HTML berasa banget kurangnya. "Enakan browsing di warnet" itu kalimat yang timbul di hati saya setiap ada yang ngomporin asiknya ngenet lewat ponsel.

Tapi paradigma ini akhirnya berubah setelah ade saya minta beli in tabloit tentang ponsel. sebenarnya tu tabloit cuma pengen di jadi in referensi nyari hape baru sama ade saya. tapi...... TENGGG!!!!! tidak sengaja saya membaca artikel tentang opera mini. di tabloit itu memberikan tips dan trik ngenet via ponsel dengan menggunakan browser opera mini.

Timbul lah rasa penasaran saya untuk mencoba. GPRS saya yang bertahun-tahun tidak saya aktifkan akhirnya saya aktifkan. dan opera mini saya download via ponsel. setelah terinstal.... TARAAAA...... WONDERFUL!!! Saya langsung jatuh hati.

Tampilannya okeh! penggunaannya gampang! dan yang membuat saya kesemsem... bisa membuka halaman HTML fullpage, walau halamannya kecil tapi masih bisa di zoom! akhirnya kini saya bisa mengakses internet lewat ponsel sesuai dengan yang saya harapkan, bisa mengunjungi situs UNLAM buat ngecek pengumuman dan bahkan bisa ngeblog sekalian. Tapi (masih ada tapinya neee...) tarif dari oprerator kartu saya lumayan "ngerampok". tapi kalo buat browsing ringan gapapa lah! :-)

Anyway! buat lebih lengkapnya mengenai opera mini atau sekalian download bisa mengunjungi "http://www.operamini.com" atau buat info ringan berbahasa Indonesianya bisa mengunjungi blog-blog yang membahas opera mini lebih detail seperti alamat blog "http://yoto.wordpress.com/2008/04/16/operamini-meluncurkan-operamini-41-beta-the-best-mobile-phone-internet-browser-i-ever-have/"

Oh yup! opera mini adalah aplikasi java, jadi pastikan ponsel anda mendukung aplikasi java untuk memasangnya di ponsel anda. selamat ber browsing ria dengan opera mini dan nikmati sensasinya ;-)


Selasa, 05 Agustus 2008

Kita punya Museum Pertanian Lahan Rawa

selasa tanggal 5 Agustus 2008 kemaren BALITTRA mengadakan acara open house yang sekaligus memperingati HAKTEKNAS XIII (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 13). sesuai dengan tugas yang diemban BALITTRA sebagai peneliti lahan rawa, maka tema yang diangkat pun mengenai lahan rawa.

acara open haouse BALITTRA sendiri terbagi atas 3 kegiatan utama yaitu Seminar Nasional Pengembangan Lahan Rawa dengan tema "Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Rawa Mendukung "Rawa Makmur"" pada tanggal 5 Agustusnya. kemudian pameran pertanian dari tanggal 5-7 Agustus dan beberapa lomba-lomba pada tanggal 6 Agustus. dan penutupan tanggal 7 agustus 2008.

Acara sendiri (katanya... masalahnya saya terlambat datang) dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Bapak Rudi Arifin. dihadiri oleh kontingen dari dinas-dinas pertanian seIndonesia dan lembaga penelitiannya. peserta seminar dari lembaga di bidang pertanian, dinas pertanian, dan dari Perguruan Tinggi.

Yang menarik pada acara seminar (selain para pemakalahnya yang "kelas tulen" dan peserta yang "luar biasa) yaitu di launching nya "Museum Pertanian Lahan RAwa". yang mungkin se Indonesia hanya BALITTRA yang punya. Artinya cuma di BAnjarbaru Kalimantan Selatan yang ada museum lahan rawanya. Hal ini wajar saja, sebab se Indonesia cuma ada 2 pulau yang ada lahan rawanya, Sumatra dan Kalimantan... yang terbesar di Kalimantan Selatan.

Museum ini benar-benar unik bagi saya. sebab biasanya museum terkesan besar dan "mewah", tapi Museum Pertanian Lahan Rawa tampil cukup sederhana, tapi..... informasi yang dikandungnya benar-benar banyak dan bermanfaat, khususnya bagi yang menekuni bidang pertanian (bisa dinas pertanian, lembaga penelitian, dosen, mahasiswa, siswa SPP de..el..el).

Museum Pertanian Lahan Rawa terletak di areal dalam BALITTRA, tepatnya di belakang lapangan tenis, luasnya tidak lebih luas dari ruangan seminar. ruangan pada dasarnya hanya ada 3 ruangan. ruang masuk (termasuk teras), ruangan insektarium dan satu ruangan yang cukup luas yang menyatu dengan ruangan masuk.

saat masuk kita akan langsung menemui jukung (perahu kecil, sampan) yang digunakan petani di daerah Hulu Sungai apabila panen padi surung. padi surung adalah jenis padi yang di tanam di lahan rawa lebak saat airnya surut, dan panen saat airnya dalam. kedalamannya tidak tanggung2, lebih dari 2m!! sehingga saat panen petani memanen nya dengan jukung. unik sekali!!

kemudian di dinding museum terdapat tanaman buah exotic lahan rawa dan tanaman lainnya. kemudian masuk lebih dalam dan kita akan menemui rak kaca yang isinya varietas padi lahan rawa... ternyata.... banyak beneeerr!! belok lagi sedikit... kita menemui macam-macam tanah lahan rawa.. dan yang namanya tanah keracunan besi.. (Fe) benar-benar terlihat karat pada tanahnya.. persis seperti karat pada kawat besi. dan inilah masalah paling serius dari lahan rawa.

masih diruangan yang sama... kita akan mendapati alat-alat pertanian tradisional petani Kalimantan Selatan, seperti tajak (tajaknya keren abis!! ada ukiran wayang nya di bagian hulu nya).. ada lasung (lesung) dan... gugumbaan. gugumbaan adalah alat tradisional pemisah padi kosong dengan padi berisi.. kata ka Khairil (kakak tingkat saya di kampus) "ini adalah mesin bleander jaman bahari (zaman dulu)"... he3X.. bisa aja!! dan ada pula bakul (wadah2) dari tanaman purun dan topi purun nya juga.

yang paling menarik mungkin adalah ruangan insektarium... disini lumayan banyak serangga yang di awetkan, mulai dari kupu2, wereng, kumbang, belalang dan lain-lain. penampilan mereka setelah di awetkan begitu menarik, dan mungkin bisa jadi banyak orang terinspirasi untuk membuatnya. sebenarnya di lab HPT di kampus juga ada, tapi tidak sebanyak ini. disampingnya ada lemari kaca berisi herbarium yaitu rerumputan yang diawetkan dengan cara pengeringan. yang ini juga menarik tapi sayang tidak bisa dilihat semuanya.. sebab dalam lemari.

sayang nya museum ini letak nya agak "terpencil". tidak di jalan utama (Jl. A. Yani Banjarbaru)... tapi belok dan masuk kedalam lagi. dan mungkin... semua orang di Banjarbaru tahu letak BALITTRA... tapi sayangnya tidak semua orang tahu bahwa di BALITTRA ada museum yang benar-benar menarik seperti ini. Semoga saja dengan acara open house ini banyak masyarakat khususnya Banjarbaru yang mengetahui keberadaannya!! dan... satu lagi usul dari saya.. sebaiknya ada petugas yang jaga di Museum, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan memberi batas pengaman pada beberapa item yang dianggap tidak boleh di ganggu seperti insektarium.



Galeri gambar di Museum Pertanian Lahan Rawa


teras depan


Hadi lagi mengisi daftar tamu


Budi asik melihat gambar buah-buahan excotic


ini yang namanya jukung


macam-macam varietas padi di lahan rawa


profil tanah lahan rawa


macam alat pertanian tradisional Banjar


di pondok ada lasung, di samping pondok ada gugumbaan


Ka Iril (ketua HMBP UNLAM periode 2006-2007)


perlengkapan tradisional bertani padi


insektarium.... keren abis!!

Yang Tersisa Dari TEKARSISTANAS X


KEGIATAN TEKARSISTANAS X TAHUN 2008 di Kalimantan Selatan yang telah diselenggarakan pada tanggal 18 s/d 25 Juli 2008.
sayangnya saya terlambat menyadari acara ini, sehingga saya hanya datang satu kali saja, itu juga pada tanggal 24 nya saja.
acara ini merupakan acara temu nasional siswa SPP se Indonesia... hampir semua propinsi hadir.. aceh, papua, kalimantan timur, sulewesi selatan, NTT, dan lain-lain. acara ini mungkin untuk mengangkat kembali pertanian Khususnya di bidang
pendidikan yang semakin tahun semakin kurang peminatnya.

SPP Banjarbaru sebagai tuan rumah... berdampingan dengan SNAKMA Pelaihari. acaranya yaitu berupa pameran pertanian dan pentas seni dari daerah masing-masing... acara diadakan di lapangan dr. Murdjani Banjarbaru. (sampai-sampai saya kira pasar murah, karena di Murdjani sering ada acara pasar murah dengan dalih pameran produk). peserta pameran yaitu pada peserta Tekarsistanas dan dinas pertanian dan lembaga penelitian di bidang pertanian se Kalimantan Selatan. pameran berlangsung pada siang dan malam dan pentas seni hanya pada malam hari, kecuali pada pembukaan.





sayangnya acara pamerannya benar-benar acara pameran.... malahan terkesan seperti jualan, malah ada yang jualan souvenir segala... yahh... memang, tidak bisa dipungkiri... semua peserta memang berniat untuk ini. peserta berjualan dari produk yang mereka olah sendiri. macam-macam!! ada lempok durian, macam-macam dodol buah, macam-macam baso dan nugget, berjenis-jenis krupuk dan lain sebagainya. harus saya akui... dengan memamerkan produk mereka... mereka bisa menunjukan pada semua orang bahwa mereka (siswa SPP) bukan siswa sembarangan.

yang saya sayangkan... begitu kurangnya informasi yang ada di acara ini. misal informasi tentang sekolahan mereka, supaya banyak yang tertarik untuk masuk SPP. kemudian informasi yang bersifat... teknik tepat guna sesuai dengan ilmu mereka... (rasanya cuma stand jawa barat yang menyediakan brosur budidaya tanaman). dan informasi pengolahan produk yang telah mereka hasilkan... ya... mungkin memang rahasia dapur... tapi tidak salah kan bagi2 ilmunya dikit!!





tapi... secara garis besar acara ini benar-benar menarik... membuka wawasan tentang budaya dari berbagai macam propinsi dan kemajuan pertanian di sektor pendidikan. salut untuk tuan rumah SPP Banjarbaru dan Pemkot Banjarbaru dan Pemprov Kalimantan Selatan. semoga acara ini terus berlanjut sebagai pembuktian bahwa DUNIA PERTANIAN TIDAK ADA HABISNYA!! SAMPAI KIAMAT!!!

Rabu, 18 Juni 2008

salam kenal

blog ini tercipta untuk berbagi cerita (bebagi kesah ; bhs. banjar) dengan siapa pun yang meng aksesnya!!
enjoy!!